LETUSAN GUNUNG API
Gunung meletus bukanlah sesuatu yang asing
bagi negeri kita ini, karena Indonesia berada di kawasan “Ring of Fire” atau
“Cincin Api Dunia”. Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas bertekanan tinggi.
Kehebatan letusan Krakatau yang maha
dahsyat membuat Indonesia terkenal hingga ke luar negeri. Pasalnya, efek
letusan Krakatau menyebar bahkan sampai ke Amerika. Debu vulkaniknya pun
menenggelamkan dunia dalam kegelapan total selama dua hari penuh. Tentu dapat
kita bayangkan seberapa besar kehebatan letusan tersebut, sangat dahsyat bukan?
Mengingat
Indonesia berada di kawasan “Ring of Fire” atau “Cincin Api Dunia”, Indonesia memiliki jumlah gunung berapi terbanyak di dunia. Tak tanggung-tanggung, Indonesia memiliki sekitar 130 gunung berapi aktif yang menjadi sorotan internasional.
Cincin Api Pasifik atau
Ring of Fire adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan
gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Diberi nama Cincin
Api karena kawasan ini banyak sekali gunung api yang masih aktif dan meletus.
Kawasan ini juga sering disebut sebagai Sabuk Gempa Pasifik. Cincin Api Pasifik
ini terjadi karena adanya gerakan di lempeng-lempeng tektonik dan beberapa
tabrakan dari lempeng kerak bumi.
Kawasan Ring of Fire di Indonesia
meliputi :
·
Gunung Tambora (Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat)
·
Toba-Sibayak-Sinabung-Tarutung (Gunung api dan sesar
tektonik di Sumatera Utara)
·
Gunung Krakatau (Gunung api bawah laut di Selat Sunda)
·
Gunung Agung-Batur-Rinjani (Bali, Lombok)
·
Gunung Semeru-Penanggungan-Bromo-Ijen-Kelud (Jawa
Timur)
·
Gunung Merapi-Merbabu-Lawu-Sindoro-Sumbing-Dieng (Jawa
Tengah
·
Gunung Tangkuban Perahu-Salak-Papandayan-Galunggung
(Jawa Barat
·
Gunung Kerinci-Dempo-Sorik Merapi (Sumatera
·
Gunung Rokatenda-Egon-Lewo-Tobi-Ende-Larantuka (Nusa
Tenggara Timur
·
Sangihe-Ambon-Ibu-Saputan (Kepulauan Ambon
·
Liwang-Padang-Aceh-Palu (Sesar Darat)
·
Mentawai-Nias-Simeulue (Pulau di batas benua)
MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API
Sebagai negara yang memiliki jumlah gunung berapi terbanyak di dunia, Indonesia memiliki tingkat rawan erupsi yang sangat tinggi. Karena gunung berapi siap meletus kapan saja. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus siap dalam menghadapi letusan gunung berapi.
MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API
Sebagai negara yang memiliki jumlah gunung berapi terbanyak di dunia, Indonesia memiliki tingkat rawan erupsi yang sangat tinggi. Karena gunung berapi siap meletus kapan saja. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus siap dalam menghadapi letusan gunung berapi.
Dalam menghadapi bencana tersebut, kita
dapat melaksanakan beberapa kiat untuk menghadapi bencana letusan gunung api.
Baik itu, sebelum bencana, saat bencana, maupun pasca bencana.
Gunung berapi yang akan
meletus dapat diketahui melalui beberapa gejala, yaitu :
1. Suhu di sekitar gunung meningkat.
2. Tumbuhan di sekitar gunung menjadi layu.
3. Mata air gunung menjadi kering.
4. Binatang di sekitar gunung turun.
5. Sering mengeluarkan suara gemuruh.
6. Terkadang sering terjadi gempa berskala rendah maupun
tinggi.
Apabila
gejala-gejala di atas telah muncul, maka kita harus segera melakukan kiat-kiat
untuk menghindari dampak / bahaya dari letusan gunung api, yaitu :
1.
Persiapan dalam menghadapi letusan gunung api (Pra
bencana) :
a. Mengenali
gejala bencana, karakter gunung, dan ancaman lainnya.
b. Mengenali
daerah rawan dan daerah aman.
c. Membuat
sistem peringatan dini.
d. Mengembangkan
radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api.
e. Memahami
peta kawasan rawan gunung meletus yang diterbitkan oleh instansi berwenang.
f. Membuat
rencana penanganan bencana.
g. Mempersiapkan
jalur dan tempat untuk mengungsi.
h. Mempersiapkan
kebutuhan dasar (sandang, pangan, dll.) dan dokumen-dokumen penting untuk
mengungsi.
i. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan
Gunung Api melalui radio komunikasi (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi) mengenai status gunung api.
2.
Jika terjadi letusan gunung api :
a. Menghindari
daerah rawan bencana, seperti : lereng gunung, lembah, dan daerah aliran lahar.
b. Melindungi
diri dari abu letusan dan awan panas.
c. Mengenakan
pakaian yang setidaknya dapat melindungi tubuh, seperti : baju lengan panjang,
celana panjang, topi, dll.
d. Menggunakan
masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
e. Saat
turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
f. Persiapkan
diri untuk kemungkinan bencana susulan.
3.
Setelah terjadi letusan gunung api (Pasca bencana) :
a. Menjauhi
wilayah yang terkena hujan abu.
b. Membersihkan
atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap
bangunan.
c. Hindari mengendarai mobil di daerah
yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk memperkecil
jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi :
2. Tanggap Darurat,
tindakan yang dilakukan oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (DVMBG) ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain
mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim
ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.
4. Penyelidikan
gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil
penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainya.
5. Sosialisasi,
petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat
terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa
pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.
Kelima tindakan tersebut
dapat kita lakukan sebagai mitigasi bencana letusan gunung api. Tetap
waspadalah akan ancaman bencana yang mengintai kita setiap waktu.
0 comments:
Post a Comment